Pada tahun 173 H, sebuah kapal layar
dengan pimpinan “makhada khalifah” dari teluk kambai gujat berlabuh di
bandar perlak dengan membawa kira-kira 100 orang anggota dakwah yang
terdiri atas orang arab, persia, hindia. Mereka menyamar sebagai awak
kapal dagang dan khalifah menyamar sebagai kaptennya. Makhada khalifah
adalah seorang yang bijak dalam dakwahnya sehingga dalam waktu kurang
dari setengah abad, meurah (raja) dan seluruh rakyat perak yang beragama
hindu–budha dengan sukarela masuk islam. Selama proses pengislaman yang
relatif singkat, para anggota dakwah telah banyak yang menikah dengan
wanita perlak. Diantaranya adalah seorang anggota dari arab suku quraisy
menikah dengan putri istana kemeurahan perlak yang melahirkan putra
indonesia-arab pertama dengan nama sayid abdul aziz.
Selanjutnya,
islam masuk ke pulau jawa diperkirakan pada abad ke-11 m. dengan
ditemukannya makam fatimah binti maemun di lereng gresik yang berangkat
pada tahun 475h./1082 m. Data sejarah lainnya menyebutkan bahwa islam
masuk ke pulau jawa pada abad ke-12/13 m. ke maluku sekitar abad ke-14
m. ke kalimantan awal abad ke- 15 m. ke sulawesi pada abad ke-16 m.
penduduk atau penguasa kepulauan tersebut sudah masuk islam sebelum
kolonial belanda menguasai indonesia.
Islam pada masa revolusi
Partai-partai politik di bedakan menjadi tiga
- Ideologi sosialis
- Ideologi nasional
- Ideologi islam
Pada menjamurnya parpol kurun
waktu sampai desember 1945, umat islam begitu kompak menyatukan langkah
dengan ditandainya kongres umat islam indonesia pada tanggal 7-8
november 1945 di yogyakarta. Semangat yang menjiwai kongres itu bukan
saja semangat persatuan, tetapi juga semangat kesatuan kongres
dilaksanakan pada saat seluruh bangsa tengah menghadapi tentara sekutu
dan tentara belanda yang membonceng sekutu berniat kembali menjajah
bangsa indonesia dengan tegas dan penuh keyakinan menggunakan seruan
jihad fisabilillah untuk mempertahankan kemerdekaan. Saat itu sangat
populer pepatah “isy kariman aw mut stahidan” dan para ulama
mengeluarkan fatwa-fatwa fardu ain untuk mempertahankan kemerdekaan.
Implikasinya ,kongres tersebut menghasilkan barisan sabilillah dan
hizbullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar