2.1 Wujud Kebudayaan
2.1.1 Pengertian Wujud Kebudayaan
Wujud merupakan sesuatu yang dapat dilihat. Menurut
Koentjaraningrat (2000:181) kebudayaan dengan kata dasar budaya berasal dari
bahasa sangsakerta ”buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti
“budi” atau “akal”. Jadi Koentjaraningrat, mendefinisikan budaya sebagai “daya
budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari
cipta, karsa dan rasa itu.
Koentjaraningrat juga menerangkan bahwa pada dasarnya
banyak sarjana yang membedakan antara budaya dan kebudayaan, dimana budaya
merupakan perkembangan majemuk budi daya, yang berarti daya dari budi. Namun,
pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan singkatan dari kebudayaan,
tidak ada perbedaan dari definsi.
Jadi, kebudayaan atau disingkat “budaya”, menurut
Koentjaraningrat merupakan “keseluruhan sistem gagasan, tindakan
dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
diri manusia dengan belajar.”
Kebudayaan merupakan sebuah fungsi transmisi,
maksudnya adalah dalam kebudayaan terjadi proses peralihan/perubahan daKebudayaan=cultuur
(bahasa belanda)=culture (bahasa inggris)=tsaqafah (bahasa arab), berasal dari
perkataan latin : “colere” yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan
mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini
berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk
mengolah dan mengubah alam”.
Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan
budaya itu diartikan sama (Koentjaraningrat, 1980:195). Namun dalam IBD
dibedakan antara budaya dan kebudayaan, karena IBD berbicara tentang dunia idea
tau nilai, bukan hasil fisiknya. Secara sederhana pengertian kebudayaan dan
budaya dalam IBD mengacu pada pengertian sebagai berikut :
a.
Kebudayaan dalam arti luas, adalah
keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar.
b.
Kebudayaan dalam arti sempit dapat disebut
dengan istilah budaya atau sering disebut kultur yang mengandung pengertian
keseluruhan sistem gagasan dan tindakan.
Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban, mengandung
pengertian luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks,
meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hokum, adat-istiadat
(kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat
(Taylor, 1897:19).
Kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku
mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan
oleh symbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari
kelompok-kelompok manusia, termasuk di dalamnya perwujudan benda-benda materi,
pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi cita-cita atau paham, dan terutama
keterikatan terhadap nilai-nilai. Ketentuan-ketentuan ahli kebudayaan itu sudah
bersifat universal, dapat diterima oleh pendapat umum meskipun dalam praktek,
arti kebudayaan menurut pendapat umum ialah suatu yang berharga atau baik
(Bakker, 1984:21).
1.
Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan
menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan
manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan
masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi
berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan
damai.
2.
Koentjaraningrat
Mengatakan bahwa kebudayaan berarti keseluruhan
gagasan dan karya
manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar serta
keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
3.
A.L. Kroeber dan C.Kluckhohn
(1952:34)
Dalam bukunyan Culture, a critical review of concepts
and definitions mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan
kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
4.
Malinowski
Malinowski menyebutkan bahwa kebudayaan pada
prinsipnya berdasarkan atas berbagai system kebutuhan manusia. Tiap tingkat
kebutuhan itu menghadirkan corak budaya yang khas. Misalnya, guna memenuhi
kebutuhan manusia akan keselamatannya maka timbul kebudayaan yang berupa
perlindungan, yakni seperangkat budaya dalam bentuk tertentu, seperti lembaga
kemasyarakatan.
5.
E.B Taylor (1873:30)
Dalam
bukunya Primitive Culture kebudayaan adalah suatu satu kesatuan atau jalinan
kompleks, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, susila, hokum,
adat-istiadat dan kesanggupan-kesanggupan lain yang diperoleh seseorang sebagai
anggota masyarakat.
Wujud kebudayaan merupakan bentuk yang dihasilkan oleh
pemikiran kebudayaan. Adapun wujud kebudayaan menurut J.J. Hoenigman, ada tiga
wujud kebudayaan, yakni:
a.
Gagasan
Yaitu
wujud kebudayaan yang berupa gagasan, ide, nilai, norma, peraturan, dan lain
sebagainya. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba, disentuh dan bukan barang
yang nyata. Jika gagasan ini dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan
tersebut berada dalam karangan-karangan atau tulisan-tulisan. Misalnya: kitab
kuno, prasati dan lain sebagainya.
b.
Aktivitas
Yaitu tindakan atau aktivitas
manusia yang berasal dari pemikiran kebudayaan. Wujud kedua ini sering disebut
dengan sistem sosial, terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang sering
berinteraksi. Sifatnya nyata, terjadi di sekeliling kita sehari-hari, dapat
diamati dan didokumentasikan. Misalnya: sistem adat, sitem kemasyarakatan dan
lain sebagainya.
c.
Artefak
Yaitu
wujud fisik berupa hasil aktivitas atau karya manusia dalam masyarakat yang
berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, didokumentasikan
serta sifatnya wujud konkret. Misalnya: Patung, bangunan dan lain sebagainya.
Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki
beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :
1)
Kebudayaan
material
Kebudayaan material mengacu pada
semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan
material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian
arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan
material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang,
stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
2)
Kebudayaan
nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah
ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya
berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
3)
Lembaga
sosial
Lembaga sosial dan pendidikan
memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam
masyarakat. Sistem sosial yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar
dan konsep yang berlaku pada tatanan sosial masyarakat. Contoh Di Indonesia
pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi
apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar
hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier.
4)
Sistem
kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan
dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan
mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini
akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan,
cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
5)
Estetika
Berhubungan dengan seni dan
kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku
dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya
memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala
peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif.
Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu
bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai
symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta
jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
6)
Bahasa
Bahasa
merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah,
bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi
bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat
unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu.
Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar
komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati
dari orang lain.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa
kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Hasil buah budi (budaya) manusia itu dapat kita bagi menjadi 2 macam :
a.
Kebudayaan material (lahir), yaitu
kebudayaan yang berwujud kebendaan, misalnya
: rumah, gedung, alat-alat senjata, mesin-mesin, pakaian dan sebagainya.
b.
Kebudayaan immaterial
(spiritual=batin), yaitu : kebudayaan, adat istiadat, bahasa, ilmu pengetahuan
dan sebagainya.
2.2 Unsur Kebudayaan
2.2.1
Pengertian Unsur Kebudayaan
Mengenai unsur kebudayaan, dalam bukunya pengantar
Ilmu Antropologi, Koenjtaraningrat, mengambil sari dari berbagai kerangka yang
disusun para sarjana Antropologi, mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan
yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia yang kemudian disebut
unsur-unsur kebudayaan universal.
2.2.2
Pembagian Unsur-Unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai
komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
a)
Melville J. Herskovits menyebutkan
kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
1.
alat-alat teknologi.
2.
sistem ekonomi.
3.
Keluarga.
4.
kekuasaan politik
b)
Bronislaw Malinowski mengatakan ada
4 unsur pokok yang meliputi:
1.
sistem norma sosial yang
memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan
alam sekelilingnya.
2.
organisasi ekonomi.
3.
alat-alat dan lembaga-lembaga atau
petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama).
4.
Organisasi kekuatan (politik).
Unsur kebudayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
berarti bagian suatu kebudayaan yang dapat digunakan sebagai satuan analisis
tertentu. Dengan adanya unsur tersebut, kebudayaan disini lebih mengandung
makna totalitas daripada sekedar penjumlahan unsur-unsur yang terdapat di
dalamnya. Menurut Kluckhohn ada tujuh unsure dalam kebudayaan universal, yaitu
:
1.
Sistem religi dan upacara keagamaan
(Berkenaan dengan agama dan
kepercayaan yang dianut dalam suatu masyarakat.)
merupakan produk manusia sebagai homo religious. Manusia yang memiliki
kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya
terdapat kekuatan lain yang Mahabesar yang dapat “menghitam-putihkan”
kehidupannya. Oleh karena itu, manusia takut sehingga menyembah-Nya dan
lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama. Untuk membujuk kekuatan besar
tersebut agar mau menuruti kamauan manusia, dilakukan usaha yang diwujudkan
dalam system religi dan upacara keagamaan.
2.
Sistem organisasi kemasyarakatan
(sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan), merupakan
produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah.
Namun, dengan akalnya manusia membentuk kekuatan dengan cara menyusun
organisasi kemasyarakatan yang merupakan tempat bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3.
Sistem pengetahuan (Meliputi teknologi dan kepandaian dalam hal
tertentu) merupakan produk dari manusia sebagai homo sapiens.
Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu dapat juga
dari pemikiran orang lain. Kemampuan manusia untuk mengingat apa yang telah
diketahui, kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa
menyebabkan pengetahuan ini menyebar luas.
4.
Sistem mata pencaharian hidup, yang
merupakan produk dari manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat
kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
5.
Sistem teknologi dan peralatan,
merupakan produksi dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya
yang cerdas serta dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan
erat, manusia dapat menciptakan sekaligus mempergunakan suatu alat. Dengan
alat-alat ciptaannya itu, manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya
daripada binatang.
6.
Bahasa, merupakan produk dari
manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam
bentuk tanda (kode), yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan
akhirnya menjadi bahasa tulisan.
7.
Kesenian, merupakan hasil dari manusia
sebagai homo esteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya maka
manusia perlu dan selalu mencari pemuas untuk memenuhi kebutuhan psikisnya.
Perlu dimengerti bahwa unsur-unsur kebudayaan yang
membentuk struktur kebudayaan itu tidak berdiri lepas dengan lainnya.
Kebudayaan bukan hanya sekedar merupakan jumlah dari unsur-unsurnya saja,
melainkan merupakan keseluruhan dari unsur-unsur tersebut yang saling berkaitan
erat (integrasi), yang membentuk kesatuan yang harmonis. Masing-masing unsur
saling mempengaruhi secara timbale-balik. Apabila terjadi perubahan pada salah
satu unsur, maka akan menimbulkan perubahan pada unsur yang lain pula.
2.3 Relasi Wujud dan Unsur Kebudayaan dengan Pendidikan
Dalam
hal ini, penulis dapat memberikan penjelasan mengenai hubungan antara wujud dan
unsur kebudayaan dengan pendidikan adalah bahwasanya dengan mempelajari wujud
dan unsur kebudayaan dapat menambah pengetahuan mengenai bentuk-bbentuk unsur
dan kebudayaan yang ada di dunia.
Di
samping itu, dengan adanya wuju kebudayaan yang meliputi benda-benda yang dapat
dilihat dan dirasakan maka dapat menambah pengetahuan hasil dari cipta, rasa
dan karsa manusia pada zaman dahulu dan berupaya menciptakan kebudayaan yang
baru di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Soerjono Soekanto, (2007), Sosiologi Suatu
Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya, tanggal
26 Oktober 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar