BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Ekologi
Administrasi merupakan lingkungan yang dipengaruhi dan mempengaruhi
administrasi, yakni: Politik, ekonomi, budaya, tekhnologi, security dan natural
resource. Inti dari administrasi negara adalah pelayanan publik.
Administrasi negara dalam melayani publik bertujuan untuk mensejahterakan dan memenuhi kebutuhan publik atau masyarakat
dengan cara menyediakan barang dan jasa.
Peran suatu masyarakat di dalam bidang
politik (infra-struktur),
di bidang ekonomi (pendapatan / institusi), dibidang sosial budaya (pendidikan
dan agama), dan bidang hankam ( tentram / tertib) jelas sangat mempengaruhi
akan jalannya roda Pemerintahan. Begitu
sebaliknya, Administrasi negara juga akan mempengaruhi faktor-faktor lingkungannya,
yaitu dengan jalan membina, menata dan memproses kelangsungan roda pemerintahan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan rumusan masalah
sebagai berikut :
1.
Apa definisi Ekologi Administrasi Negara?
2.
Bagaimana pertumbuhan Ekologi Administrasi Negara?
3.
Apa saja faktor Ekologi Administrasi Negara?
1.3
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat disimpulkan tujuan penulisannya
adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui definisi Ekologi Administrasi Negara.
2.
Untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan Ekologi
Administrasi Negara.
3.
Untuk mengetahui apa saja faktor Ekologi Administrasi
Negara.
1.4 Sistematika Penulisan
Untuk menjelaskan dari uraian-uraian
yang terdapat pada rumusan masalah, makalah ini dituangkan dalam sistematika
penulisan yang meliputi :
BAB
I PENDAHULUAN
Latar belakang masalah
Rumusan masalah
Tujuan penulisan
Sistematika penulisan
BAB
II METODE PENULISAN
BAB
III PEMBAHASAN
BAB
IV PENUTUP
Kesimpulan
Saran
BAB II
METODE PENULISAN
Metode
yang di pakai dalam makalah ini adalah Metode Pustaka. Yaitu metode yang
dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang
berhubungan dengan Ekologi Administrasi, baik berupa buku maupun informasi di Media
internet.
BAB III
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Ekologi Administrasi Negara
2.1.1 Definisi Ekologi
Kata
ekologi pertama kali di perkenalkan oleh Ernest Hackel, seorang biologis Jerman
pada tahun 1869. Kata Ekologi terdiri dari kata Oikos dan Logos, Oikos = Rumah
atau tempat tinggal, sedangkan Logos = telaah atau studi. Jadi Ekologi adalah
ilmu tentang rumah atau tempat tinggal mahluk, biasanya ekologi didefinisikan
sebagai berikut : “Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk
hidup dengan lingkungan”.
Menurut Webster Dictionary, ekologi
adalah cabang biologi yang berhubungan dengan hubungan anatara organisme hidup
dan lingkungannya; dalam sosiologi, hubungan antara distribusi kelompok manusa
dengan mengacu pada sumber daya material, dan pola sosial dan budaya konsekuen.
Menurut Fuad Amsyari, Ekologi ialah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara satu
organisme dengan yang lainnya dan antara organism – organism tersebut dengan
lingkungannya.
Menurut Prajudi Atmosudirjo, Ekologi adalah tata hubungan total (menyeluruh) dan mutual
(timbal-balik) antar satu orgaisme dengan lingkungan sekelilingya.
Menurut H. Sitanggang, Ekologi ialah ilmu yang mempelajari saling hubungan antara lingkungan
dengan faktor- faktornya, saling hubungan antar faktor – faktor lingkungan
sendiri dan saling hubungan antar unsur sesuatu faktor dengan selamanya, serta
saling hubungan dengan lingkungannya.
Dari
pengertian-pengertian
di atas maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa lingkungan mempunyai batas
tertentu dan ísi tertentu. Secara praktis ruang lingkungan itu dapat ditentukan
oleh faktor alam, faktor sosial dan sebagainya. Sedangkan secara teoritis batas lingkungan sulit untuk
ditentukan.
Manusia sebagai mahkluk hidup merupakan
salah satu komponen yang terpenting dalam proses saling pengaruh mempengaruhi
antar manusia dan antara manusia dengan lingkungan. Agar mudah di pahami, maka
untuk selanjutnya lingkungan ini dapat dibagi dalam tiga kelompok dasar yang
sangat menonjol, yakni :
1.
Lingkungan fisik (physical environment);
2.
Lingkungan biologi (biological
environment):
3.
Lingkungan sosial (social environment).
2.1.2 Definisi Administrasi
Administrasi dalam arti
sempit adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat
tulis-menulis, jadi merupakan kegiatan tata usaha seperti mengetik, mengirim
surat dan menyimpan arsip.
Definisi dalam arti luas menurut Herbert A. Simon,
administrasi dapat dirumuskan sebagai kegiatan-kegiatan kerja sama untuk
mencapai tujuan-tujuan bersama.
2.1.3 Definisi Ekologi Administrasi Negara
Ekologi
Administrasi Negara adalah Serangkaian proses yang terorganisir dari suatu
aktivitas publik atau kenegaraan yang bertujuan untuk memecahkan
masalah-masalah publik melalui perbaikan-perbaikan terutama di bidang
organisasi, sumber dan manusia dan keuangan (Fred. W. Riggs).
Dengan
kata lain ekologi Administrasi Negara yaitu suatu ilmu yang mempelajari adanya
proses saling mempengaruhi sebagai akibat adanya hubungan normatif secara total
dan timbal balik antara pemerintah dengan lembaga-lembaga tertinggi negara maupun
antar pemerintah, vertikal-horisontal, dan dengan masyarakatnya.
Menurut
Prof. F.W. Riggs menyebutkan ada 5 hal yang mempengaruhi bekerja suatu sistem
dalam ekologi pemerintahan :
1. keadaan penduduk,
2. struktur social,
3. sistem ekonomi,
4. ideologi negara, dan
5. sistem politik
Sedangkan
menurut Farrel Weady yang mempengaruhi bekerja suatu sistem dalam ekologi
pemerintahan yaitu :
1. keadaan penduduk,
2. wilayah,
3. teknologi,
4. cita-cita dan harapan, dan
kepribadian.
2.2
Pertumbuhan Ekologi Administrasi Negara
Pada
tahun 1950-an sekelompok ilmuan politik dan administrasi Negara mulai menyadari
bahwa memindahkan begitu saja sistem dan lembaga-lembaga atau pranata politik
dan administrasi Negara dari suatu lingkungan masyarakat, bangsa dan Negara
tertentu ke lingkungan masyarakat, bangsa dan Negara yang lain tidaklah tepat.
Hasil-hasil analisa ilmu-ilmu sosial lainnya seperti misannya sosiologi,
antropologi, ekonomi dan lain-lain memperkuat pendapat bahwa apa yang baik
dalam suatu lingkungan masyarakat, bangsa dan Negara lain bahkan dapat terjadi
sebaliknya.
Pengalaman
membuktikan pula bahwa bantuan teknis dari Negara-negara maju kepada
Negara-negara yang sedang berkembang dengan menerapkan asas, dalil dan bahkan
teori administrasi Negara yang telah terbukti berhasil baik di Negara-negara
maju, ternyata tidak demikian halnya di Negara–negara sedang berkembang. Hal
ini, sekali lagi, menjadi faktor pendorong untuk mempelajari hubungan pengaruh
timbal balik anatara sistem dan pranata-pranata administrasi negara dengan
lingkungannya, dalam hal ini lingkungan masyarakat, bangsa dan Negara maju dan
lingkungan masyarakat bangsa dan negara sedang berkembang.
Sementara
itu, pada segi lain, dalam rangka usaha penyempurnaan sistem dan pranata
administrasi Negara dari Negara-negara sedang berkembang perlu didukung oleh
suatu perbandingan, khususnya yang memusatkan perhatian kepada faktor-faktor
persamaan dan perbedaan kondisi yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi berhasil tidaknya usaha-usaha penyempurnaan tadi.
Dalam
studi perbandingan ini, dipakai pendekatan secara ekologi (ecological
approach). Dengan demikian jelaslah adanya suatu keinginan yang kuat untuk
memahami latar belakang berbagai macam sistem administrasi Negara yang ada di
dunia ini. Maka mulailah dikembangkan suatu cabang baru dari Ilmu Administrasi
Negara, yaitu Ekologi Administrasi Negara.
Prof.
Fred W. Riggs menjadi pendorong utama bagi perkembangan ekologi Administrasi
Negara itu yang pada tahun 1950-an telah memberikan ceramah-ceramah di berbagai
lingkungan masyarakat ilmiah, yang hasilnya kemudian dibukukan dengan judul The
Ecology Of Public Administration.
Kini ekologi administrasi Negara semakin
menarik banyak perhatian para ilmuwan dan mahasiswa, khususnya yang bergerak
dalam ilmu-ilmu politik, pemerintahan dan administrasi Negara. Dengan
mempelajari ekologi administrasi Negara dapat diketahui ciri-ciri suatu sistem administrasi Negara
dari suatu masyarakat, bangsa dan Negara tertentu dan selanjutnya dapat
dipahami pula mengapa dalam suatu masyarakat, bangsa dan Negara itu telah
tumbuh dan berkembang suatu sistem administrasi Negara tertentu. Lain daripada
itu, dengan memahami suatu kondisi masyarakat, bangsa dan Negara kita dapat
menyusun dan mengembangkan suatu sistem administrasi Negara yang cocok dengan
kondisi masyarakat, bangsa dan Negara yang bersangkutan.
Yang menjadi masalah ialah karena suatu lingkuangan (environment) mempunyai beberapa macam aspek maka perlu ditetapkan aspek yang mana yang relevan bagi suatu sistem administrasi Negara.
Yang menjadi masalah ialah karena suatu lingkuangan (environment) mempunyai beberapa macam aspek maka perlu ditetapkan aspek yang mana yang relevan bagi suatu sistem administrasi Negara.
Hal ini
dianggap sebagai masalah karena sering terjadi kegagalan dalam menentukan aspek
yang relevan itu sehingga kesimpulan-kesimpulan yang ditarik tentang lingkungan
administrasi Negara salah dan oleh karenanya pemecahan masalahnya pun tidak mengenai
sasaran. Misalnya membanjirnya anggota masyarakat untuk masuk administrasi
Negara (dinas pemerintahan), apakah karena faktor ekonomi, yaitu sempitnya
lapangan kerja atukah karena faktor sosial, yaitu prestise, status sosial yang
tinggi dari dinas pemerintahan tersebut di dalam masyarakat yang bersangkutan. Atas
dasar ini diperingatkan agar ilmuwan dan mahasisiwa yang bergerak dibidang
ekologi administrasi Negara memperjeli pengelihatan dan mempertajam
analisa-analisa mereka.
Kesulitan
akan semakin bertambah oleh karena demikian banyak faktor-faktor lingkungan
(environment) yang mempengaruhi administrasi Negara, sehingga perlu dilakukan
penentuan faktor-faktor mana yang esensial dan penting serta mana yang tidak
esensian dan tidak penting. Penentuan demikian itu tidak selamannya mudah
dilakuakan. Di sinilah letaknya salah satu sumber kegagalan untuk mengembangkan
suatu teori ekologi administrative. Untuk mengatasi hal ini biasanya lalu di
ciptakan suatu model sebagai alat analisa. Dalam perkembangan selanjutnya model
ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana dalam perbandingan berbagai sisitem
administrasi Negara, guna menemukan persamaan-persamaan dan
perbedaan-perbedaannya. Dengan demikian jelaslah bahwa ada kaitan antara
ekologi administrasi Negara dengan perbandingan administrasi Negara, yang
merupakan pendekatan terbaru, yaitu pendekatan ekologik (ecological approach).
Berdasarkan perkembangannya, Negara di seluruh belahan dunia
mempunyai identitas masing-masing. Identitas itu dikategorikan menjadi dua yakni:
Developed Country Center Country (dominan daerah kutub. Ex: Eropa) Developed
Country adalah istilah untuk kategori Negara maju yang merupakan Negara pusat.
Negara ini dikatakan sebagai Negara maju karena dalam segala aspek
kehidupannya baik itu dari segi Politik, ekonomi, budaya, tekhnologi, security
dan natural resource mereka telah mandiri. Mandiri di sini artinya bahwa mereka
telah mampu menyediakan sendiri kebutuhan Negara. Negara maju memiliki
Sumber Daya Manusia dengan skill yang tinggi sehingga mampu menciptakan tenaga
ahli di berbagai bidang. Mereka para tenaga ahli juga dapat menciptakan
tekhnologi maju dan innovasi terbaru bagi perkembangan yang berkelanjutan
dengan lebih baik dan lebih baik lagi. Selain itu, Negara maju bisa mengolah
sumber daya alamnya sendiri.
Walaupun beberapa Negara maju di belahan dunia ada yang
masih mengimpor bahan mentah dari Negara berkembang seperti Indonesia. Akan
tetapi, bagi mereka Negara maju tidak ada masalah karena bahan jadi akan lebih
memberikan keuntungan yang besar. Developing Country Satellite Country
(Biasanya berada di daerah Tropis. Developing Country adalah istilah yang
digunakan untuk Negara satellite (Negara pinggiran) yang memproduksi
hasil-hasil pertanian. Pada umumnya,
Negara pinggiran ini adalah Negara yang tergolong dalam kategori Negara
berkembang, contohnya adalah Negara Indonesia. Adapun ciri dari Negara
berkembang adalah sebagai berikut: Jumlah penduduknya banyak dan padat perkilo
meter perseginya dan tingkat pendidikan rakyatnya rendah dengan tingkat
buta aksara tinggi. Sebagian rakyatnya bekerja disektor pertanian pangan
secara tak produktif,sementara hanya sebagian kecil rakyatnya bekerja disektor
industry sehingga produktifitas kerjanya rendah.
Kuantitas
sumber-sumber alamnya sedikit serta kualitasnya rendah. Kalau mempunyai
sumber-sumber alam yang memadai namun belum diolah atau belum dimanfaatkan.
Mesin-mesin produksi serta barang-barang kapital yang dimiliki dan digunakan
hanya kecil atau sedikit jumlahnya. Sebagian besar dari mereka merupakan
negara-negara baru diproklamasikan kemerdekaannya dari penjajahan kira-kira
satu atau dua dekade. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak pernah dapat hidup
seorang diri. Di manapun, bilamanapun dan dalam keadaan bagaimanapun,
manusia senantiasa memerlukan kerjasama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang
tidak mengenal batas karena fitrahnya sebagai makhluk yang tertinggi derajatnya
di muka bumi. Untuk mempertahankan hidupnya sebagai makhluk yang tertinggi
derajatnya, manusia harus mampu memenuhi kebutuhan hidup yang mendasar (basic
needs) maupun kebutuhan hidup sampingan (derived needs) yang justru lebih
banyak dan lebih beragam. Selain kebutuhan biologis, manusia menghadapi
kebutuhan sosial dan integritas yang tidak mudah dipenuhi tanpa kerjasama
dengan sesamanya.
Oleh karena itulah manusia senantiasa mengembangkan
persekutuan sosial (social group) dan pengendaliannya (social
organization) demi ketertiban bermasyarakat. Tanpa disadari, persekutuan
sosial dengan perangkat kelembagaannya menciptakan lingkungan (hidup) sosial
yang menuntut para anggotanya untuk menyesuaikan diri, sebagaimana mereka
menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidup alamnya Kemampuan akal manusia
untuk mempersatukan (to assimilate) khasanah alam ke dalam ranah kebudayaan dan
melihat diri dan orang lain sebagai bagian dari lingkungannya itulah
pangkal perwujudan lingkungan sosial. Dengan secara lebih lugas Bennett
(1976) menyatakan bahwa manusia hidup dalam lingkungan yang mereka manfaatkan,
bukan untuk disalah gunakan, bersama orang lain yang membentuk suatu lingkungan
(humam ecology) yang merupakan bagian dari lingkungan hidup yang lebih luas
(natural ecology) sebagai kenyataan. Oleh karena itu manusia lebih banyak
dituntut untuk beradaptasi terhadap lingkungan sosial yang mereka ciptakan
berdasarkan pemahaman kebudayaannya daripada menyesuaikan diri terhadap
lingkungan alam semata-mata.
2.3
Faktor Ekologi Administrasi Negara
Sondang P.
Siagian, MPA. Ph.D, membagi faktor-faktor ekologis sebagai berikut :
1. Faktor geografis
2. Faktor penduduk
3. Faktor kekayaan alam
4. Faktor ideologi
5. Faktor politik
6. Faktor ekonomi
7. Faktor sosial budaya
8. Faktor kekuatan militer
Selain itu, dalam bukunya Prof. Drs. S. Pamudji, MPA. tentang Ekologi Administrasi Negara disebutkan beberapa faktor yang
mempengaruhi administrasi negara, yakni sebagai berikut :
1. Faktor-faktor ekologis bersifat
ilmiah, yang terdiri dari :
a. Lokasi dan posisi geografi
Posisi
geografis suatu Negara menunjukan ketentuan tentang lokasi suatu Negara dalam
rangka ruang/tempat dan waktu sehingga menjadi jelas batas-batas wilayah Negara
pada suatu saat tertentu. Lokasi, dengan demikian menunjuk kepada tempat atau
letak sesuatu secara tepat dan jelas, sehingga dalam kaitannya dengan Negara
akan terlihat bentuk wujudnya kedalam dan keluar. Lokasi dan posisi geografi
ini jelas mempunyai dampak/pengaruh terhadap struktur dan perilaku administrasi
Negara. Contohnya, untuk melihat pengaruh lokasi dan posisi geografi terhadap
administrasi Negara, perlu disebutkan bentuk wujudnya Negara Indonesia yang
terdiri dari kepulauan, letak astronomiknya antara 95° dan 141° BT, diantara 6°
LU dan 11° LS, yang berada didaerah tropic, posisi silang antara 2 benua dan 2
samudera. Jelas memerlukan suatu administrasi Negara yang mampu menghubungkan
pulau-pulau tersebut satu dengan yang lainsehingga pulau-pulau tadi tidak
terisolasi, dan bangsa Indonesia yang mendiami pulau-pulau tersebut merupakan
bangsa yang terintegrasi.
b. Keadaan dan kekayaan alam
Negara
Indonesia memiliki potensi kekayaan alam yang cukup besar, sumber-sumber
kekayaan alam yang beraneka ragam. Kekayaan alam ini dapat berupa tanah yang
subur, lautan yang kaya akan ikan, bahan-bahan tambang dan sebagainya. Pengaruh
keadaan dan kekayaan alam ini terhadap administrasi Negara ialah pada
usaha-usaha untuk memanfaatkan sumber-sumber alam bagi pemenuhan kebutuhan
hidup manusia. Contohnya pada lautan yang mengandung kekayaan laut yang
bermacam-macam, ikan, kerang dan sebagainya perlu dibudidayakan sehingga
memberikan manfaat yang lebih bagi penduduk. Untuk keperluan ini telah
terbentuk seperangkat administrasi Negara yang terhimpun dalam departemen
pertanian dengan komponen-komponennya.
c. Keadaan dan kemampuan penduduk
Dalam
melihat pengaruh faktor keadaan dan kemampuan penduduk ini ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan yaitu; jumlah penduduk, distribusi spasial, komposisi
(umur), penghasilan penduduk, tingkat pendidikan, dan kesehatan penduduk.
2. Aspek kemasyarakatan
(IPOLEKSOSBUDMIL), meliputi :
a. Ideology
Ideologi adalah suatu komlpeks
atau jalinan ide-ide tentang manusia dan dunia, yang dijadikan pedoman dan
cita-cita hidup. Bagi Indonesia, ideology yang dimaksud adalah Pancasila. Dalam mempelajari pengaruh ideologi terhadap administrasi Negara Indonesia
hendaknya dilihat Pancasila sebagai dasar/ideologi Negara yang telah dirumuskan
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan yang selanjutnya telah terjabarkan
dalam pasal-pasal UUD 1945.
Sila
Ketuhanan Yang Maha Esa; Adanya pembangunan tempat-tempat ibadah, penyediaan
fasilitas-fasilitas penunaian ibadat oleh administrasi Negara merupakan
petunjuk-petunjuk pengaruh sila Ketuhanan Yang Maha Esa terhadap adminstrasi
Negara.
Sila Kemanusiaan
Yang Adil dan Beradab; Untuk mewujudkan sila ini adminstarsi Negara mengambil
langkah-langkah menghapuskan penindasan, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia. Departemen Luar Negeri memelihara hubungan antar Negara atas dasar
saling menghormati dan saling menghargai satu sama lain.
Sila
Persatuan Indonesia; Perlu diingat bahwa kebinekaan masyarakat Indonesia juga
perlu diperhatikan dengan membentuk satuan-satuan pemenrintahan di
daerah-daerah yang bersifat otonom dengan administrasi daerahnya masing-masing.
Dengan demikian cita Negara kesatuan dilengkapi dengan asas desentralisasi dengan maksud untuk mencapai efisiensi dan
evektifitas pemerintahan.
Sila
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan; Sila keempat ini mengandung nilai cita demokrasi.
Sebagai Negara demokrasi pemerintah dan adminstrasi negaranya harus bertanggung
jawab kepada rakyat, dikontrol oleh rakyat, dan memberikan pelayanan kepada
rakyat, hanya saja system dan mekanismenyta berbeda-beda. Di Indonesia
pertanggungan jawab administrasi Negara diberikan kepada rakyat melalui
presiden sebagai administrator pemerintah.
Sila
Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; Pada dasarnya sila ini
menghendaki adanya kemakmuran yang merata diantara seluruh rakyat. Sila ini
berwujud ke dalam norma-norma yang mengatur kesejahteraan social yaitu pasal 33
dan 34 UUD 1945. Departemen-departemen pemerintahan telah diciptakan untuk
mewujudkan norma-norma tersebut serta peraturan-peraturan disiapkan dan
dilaksanakan untuk memberikan perlindungan kepada yang lemah.
Pada
ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 telah memetapkan suatu pedoman penghayatan dan
pengamalan pancasila yang merupakan penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara bagi setiap warga Negara Indonesia. Dalam rangka
melaksanakan ketetapan tersebut presiden sebagai administrator pemerintahan
membentuk tim penasehat presiden tentang Pelaksanaan Pedoman Penhayatan dan Pengamalan Pancasila.
b. Politik
Oleh
karena administrasi Negara ada dibawah pimpinan pejabat-pejabat politis yang
berorientasi kepada partai politik tetentu, maka sering terjadi pembentukan
suatu badan/lembaga baru atau unit-unit baru dalam kementrian, walaupun secara
terselubung dilatar belakangi kepentingan untuk menempatkan orang-orang partai
pada jabatan dalam badan/lembaga yang baru tersebut.
Pada era
Orde Baru mulai diambil langkah-langkah untuk membenahi administrasi Negara
menuju kearah administrasi Negara yang sehat, dengan mengurangi pengaruh
partai-partai politik. Usaha-usaha tersebut seperti:
· Bidang Organisasi, antara lain
meliputi refungsionalisasi, restrukturisasi, dan penempatan.
· Bidang struktur dan prosedur kerja,
antara lain meliputi hubungan-hubungan, debirokratisasi/decontrol dan
penyelenggaraan fungsi organisasi dan metoda.
· Di bidang perusahaan Negara, telah
dilakukan pengelompokan perusahaan-perusahaan milik Negara kedalam tiga bentuk
perusahaan yaitu: Perusahaan Jawatan (PERJAN), Perusahaan Umum (PERUM) dan
Perusahaan Perseroan (PERSERO).
Pengaruh
administrasi Negara terhadap system politik dapat ditelusuri bertolak pada
maklumat Pemerintah tentang pembentukan partai-partai politik 3 Nopember 1945
yang berisi anjuran pemerintah tentang pembentukan partai-partai politik.
c. Ekonomi
Ekonomi
Indonesia tidak berdasarkan pada ekonomi bebas, tidak pula berdasakan ekonomi
sentral yang bercorak etatisma, melainkan berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Landasan ekonomi tersebut mampunyai dampak terhadap administrasi Negara, yaitu
bahwa dalam rangka mewujudkan “usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”
atau secara tegas disebut sebagai usaha koperasi, maka pemerintah sejak semula
sudah mempersiapkan seperangkat administrasi Negara untuk membina koperasi.
Dalam
mempelajari pengaruh administrasi Negara terhadap ekonomi dapat dikemukakan
beberapa hal saja yaitu :
· Anggaran belanja dan pendapatan
Negara,
· Kebijakan penanaman modal,
· Kebijakan proteksi (perlindungan)
dan
· Kebijakan di bidang ekspor.
d. Sosial budaya
Pembahasan
pengaruh faktor sosbud terhadap administrasi Negara Indonesia sengaja dilakukan
secara garis besar saja, dengan maksud untuk dibahas lebih lanjut secara
terperinci dan intensif dalam laporan atau tulisan sendiri.
· Tradisional versus modern
· Teknologi social dan fisik
· Rovolusi komunikasi
Pengaruh administrasi Negara terhadap social budaya dapat
ditelusuri melalui program-program pembangunan social budaya yang dilancarkan
oleh pemerintah yang diimplementasikan oleh administrasi Negara. GBHN telah
memberikan pengarahan-pengarahan program pembangunan dibidang social budaya
yang dapat dijadikan acuan dalam membahas pengaruh administrasi Negara terhadap
social budaya. Beberapa pengaruh yang dimaksud adalah :
· Program moderenisasi desa,
· Program-program di bidang seni
budaya,
· Program di bidang pendidikan,
· Program di bidang kesehatan dan keluarga
berencana.
e. Militer
Militer di
Indonesia mempunyai kedudukan, peranan dan fungsi yang khas, sesuai dengan jiwa
dan semangat pengabdiannya, yaitu mempunyai fungsi ganda atau dwi fungsi =
sebagai kekuatan pertahanan-keamanan dan sebagai kekuatan sosial.
Peranan
militer (ABRI) sebagai kekuatan sosial meliputi : ikut menentukan haluan
Negara, bertinak sebagai pelopor, stabilisator dan dinamisator, ikut serta
dalam pembangunan nasional. Diciptakan suasana hubungan kerjasama yang harmonis
di antara sesama kekuatan-kekuatan sosial.hal ini memperkokoh integritas
bangsa, yang siap menunaikan tugas-tugas pembangunan di samping selalu siap
juga dalam menghadapi bahaya dari dalam dan dari luar.
Pengaruh
militer terhadap administrasi Negara dapat ditelusuri melalui dwifungsi ABRI
dengan system kekaryaannya. Praktek-praktek dan kebiasaan administrasi militer
sampai tingkat tertentu mewarnai system dan prosedur serta praktek-praktek dan
kebiasaan administrasi lembaga-lembaga tadi.
· Pemantapan prinsip-prinsip organisasi
· Asisten sekretaris wilayah/daerah
· Tata upacara
Pengaruh
administrasi Negara terhadap militer (hankam) paling tidak Nampak dalam 2
hal.Pertama, karena anggota militer sewaktu-waktu harus siap ditugaskan di luar
jajaran departemen hamkan, maka mereka harus memiliki kualifikasi yang
sedemikian krupa sehingga cocok dengan tuntutan persyaratan jabatan-jabatan di
luar jajaran hankam dimaksud.
Kedua,
pelaksanaan sishankamrata memerlukan pengerahan kekuatan rakyat.rakyat perlu
dipersipakan dengan latihan-latihan, diorganisir dalam kelompok-kelompok yang
sewaktu-waktu dapat digerakan untuk menghadapai tugas-tugas nyata dalam
kankamrata.
BAB IV
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Ekologi adalah ilmu tentang rumah atau tempat
tinggal mahluk, biasanya ekologi didefinisikan sebagai berikut : “Ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungan”.
Ekologi Administrasi Negara yaitu
suatu ilmu yang mempelajari adanya proses saling mempengaruhi sebagai akibat
adanya hubungan normatif secara total dan timbal balik antara pemerintah dengan
lembaga-lembaga tertinggi negara maupun antar pemerintah, vertikal-horisontal,
dan dengan masyarakatnya.
Prof.
Fred W. Riggs menjadi pendorong utama bagi perkembangan ekologi Administrasi
Negara itu yang pada tahun 1950-an telah memberikan ceramah-ceramah di berbagai
lingkungan masyarakat ilmiah, yang hasilnya kemudian dibukukan dengan judul The
Ecology Of Public Administration.
Sondang
P. Siagian, MPA. Ph.D, membagi faktor-faktor ekologis sebagai berikut : Faktor
geografis, Faktor penduduk, Faktor kekayaan alam, Faktor ideology, Faktor
politik, Faktor ekonomi, Faktor sosial budaya, dan Faktor kekuatan militer
3.2
Saran
Penulis sangat berterima kasih atas sokongan danmasukan pembaca
dan pengamat tulisan ini. Namun penulis menyadari bahwa karya ini masi jauh
sangat dari kesempurnaan dan terlebihnya memiliki banyak kekurangan. Maka darii
tu penulis mengaharapkan pembaca dan pengamat mau sudi kiranya memberikan
pendapat, kritikan atau sarannya demi kemajuan karya tulis selanjutnya yang
ingin di capai penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Pamudji,
S. 2004. EkologiAdministrasi Negara.
Jakarta : PT BumiAksara
Syafiie,
InuKencana. 2006. IlmuAdministrasiPublik.
Jakarta : PT RinekaCipta
SoedjiranR,dkk. 1986.Pengantarekologi.Bandung :RemadjaKarya.
Siagian,SondangP. 1976. Administrasi dan
Pembangunan, Jakarta: Gunung
Sumberlain :
http://langitkelamtanpailmu.blogspot.com/2014/01/makalah-ekologi-administrasi-negara.html. (diunggahtanggal 01 Februari 2015.
Pukul 13.07 WIB)
http://langitkelamtanpailmu.blogspot.com/2014/01/makalah-ekologi-administrasi-negara.html. (diunggahtanggal 01 Februari 2015.
Pukul 13.08 WIB)
http://www.scribd.com/doc/145903488/Ekologi-Administrasi#scribd. (diunggahtanggal 01 Februari 2015. Pukul 13.11 WIB)
http://bhebheblog.blogspot.com/2014/06/ekologi-administrasi-negara-indonesia.html. (diunggahtanggal 02 Februari
2015 pukul 20.20)
nuhun...
BalasHapusDapat tambahan ilmu lebih detail
BalasHapusBaru bisa baca..blm bisa ngasih masukan
BalasHapusMikum ????
BalasHapus